Thursday, 16 July 2015

Rumah



Rumah tak sesederhana apa yang Kamus Besar Bahasa Indonesia artikan. Bagi kebanyakan dari kita, rumah bukan hanya sekedar kata benda yang diartikan sebagai bangunan untuk tempat tinggal saja, melebihi itu, rumah menjelma menjadi kata sifat, sesuatu yang melibatkan perasaan. 

Kita bukan lah siput yang selalu membawa rumahnya ke mana pun ia pergi. Hampir setiap hari kita pergi meninggalkan rumah dan menjadikannya sebagai arah tujuan untuk pulang. Seberapa hancurnya rumah kita, toh itu selalu menjadi tempat yang nyaman sebagai destinasi untuk pulang. Dan seberapa jauh jarak yang kita tempuh dan pergi melangkah meninggalkan rumah, kita selalu menemukan cara untuk pulang.

Lalu apa yang sebenarnya membuat rumah itu indah dan selalu kita rindukan? Suasananya, tempatnya atau orang yang ada di dalamnya?

Orson Scott Card dalam bukunya yang berjudul Hidden Empire menggambarkan rumah sebagai dunia yang sebenar- benarnya, dunia yang benar- benar nyata. Dan segala hal yang kita lakukan di luar semuaya bermuara ke dalam rumah. Sumber dari segala kebahagiaan. Segalanya yang berada di luar rumah, seperti pekerjaan, politik dan uang bukanlah hal yang ril yang benar- benar kita inginkan. Karena rumah telah memberikan kita segalanya yang kita butuhkan, rasa (ny)aman. Dan tak ayal, bagi sebagian orang terkadang rumah bukan lagi rumah ketika tak bisa lagi  memberikan rasa (ny)aman.

Atau bagaimana V.S Naipaul menggambarkan rumah dalam novelnya yang berjudul Sepetak Rumah Untuk Tuan Biswas (A House For Mr. Biswas). Mohun Biswas tokoh utama dalam novel tersebut menggambarkan rumah bukan hanya sebagai tempat ia berteduh dari panas dan hujan semata. Rumah baginya harus bisa memberika kebahagiaan. Maka Ia bersikeras untuk membangun rumah impiannya sendiri, rumah sebagai tempat eksistensinya sendiri. 

Oleh karena itu beberapa pergi jauh keluar dari rumah yang berkonteks bangunan berupa tempat tinggal dan menemukannya dalam pengembaraan serta petualangannya masing- masing. Definisi rumah menurut artian mereka sendiri yang tak sesederhana menurut KBBI. Karena terkadang untuk mencari ke dalam kita harus pergi jauh keluar. Dan di sana mereka menemukan apa yang mereka sebut rumah.

Seberapa sederhananya rumah yang kita tempati, tak dapat kita ingkari di dalamnya terdapat kompleksitas. Tak sesederhana apa yang KBBI artikan. Mungkin seperti apa yang Pidi Baiq katakan, karena rumah (Bandung) bukan hanya perkara soal geografis semata, di dalamnya melibatkan perasaan. Mungkin bukan pada bangunan atau tempat yang menjadi tujuan pulang, karena terkadang rumah adalah suasana, orang atau rasa nyaman yang mereka berikan. Rumah adalah sebuah tempat melankoli yang penuh dengan nostalgia, yang melahirkan keindahan dan harapan.



“Perhaps home is not a place but simply an irrevocable condition.” - James Baldwin