Friday, 19 October 2012

Hujan Pertama Di Bulan Oktober


Sore ini tak ada yang istimewa dan tak secerah sore dibulan Agustus, tak ada muda mudi yang berpacaran atau minum- minuman beralkohol di bangku taman, tak ada pedagang asongan yang menjual rokok hingga air minuman di sisi jalan. Dari kejauhan awan hitam sudah siap membasahi tanah yang sudah lama tak tersentuh oleh air hujan.
Tetesan pertama sudah jatuh membasahi tanah, aku mencoba mengendarai motor matic-ku lebih cepat agar tak terjebak hujan pertama di bulan Oktober. Nimbo Stratus- awan yang membawa air hujan bergerak lebih cepat daripada motor matic-ku ku yang lambat, tetesannya membasahi jaket parasit ku— jaket kebanggaan ku, yang didada kirinya terdapat badge klub sepak bola favorit ku.
Hujan terlalu deras untuk ku tembus, jas hujan yang ku pakai pun tak kan mampu menahan derasnya tetesan air yang sudah lama dinantikan oleh sebagian warga di pesisir selatan Jawa Barat. Bagi mereka itu adalah berkah, jawaban dari doa yang mereka minta. Bagi ku? ini sebuah pertanda bahwa aku harus cepat- cepat mendapatkan SIM A agar tak selalu memikirkan cuaca di sore hari.
Menikmati hujan adalah hobi ku, bau tanah saat hujan turun— PETRICHOR mereka menyebutnya membuat ku lebih bergairah dalam melakukan sesuatu, apalagi jika ditemani buku dan kopi, waktu sore dan tetesan air hujan adalah sesuatu yang sempurna.
Tapi sore itu aku tak bisa apa- apa, hanya bisa berdiam memandangi layak hape-ku menunggu hujan reda di trotoar tanpa secangkir kopi, sore yang akan ku kutuk jika harus ku habiskan lebih dari 2 jam menunggu tetesan terakhir hujan pertama di bulan Oktober.
Maka terkutuklah hujan sore itu, waktu 3 jam ku habiskan hanya dengan menunggu tetesan terkhir mu dengan sia- sia. :(

No comments: