Tuesday, 8 January 2013

Tenggelam Semakin Dalam

Pertamanya, saya seperti orang bingung yang terjebak dalam sebuah forum orang- orang yang gila akan sebuah pemikiran yang radikal, duduk manis mencoba mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Semakin saya mencoba untuk mengerti mereka, semakin bingung saya dibuat oleh mereka, hingga akhirnya mencoba memberanikan diri untuk meminta handout kepada moderator. Begitulah momen perkenalan saya dengan "Filsafat".


Dari keadaan terjebak itulah saya mencoba memberanikan diri untuk ikut berpikir secara radikal, mencoba memahami apa itu post- modernisme, utilitarianisme, positivisme dan segala isme- sime yang mereka coba bahas. Hingga akhirnya mata kuliah Filsafat Hukum membawa saya masuk lebih dalam, mencoba mengerti nilai, etika, moral dan segala hal yang coba dibahas oleh filsafat.

Semakin dalam menyelam saya pun mulai berkenalan dengan Sartre, Aquinas, Kant hingga Descartes, mencoba membaca essay dan buku- buku mereka walau terkadang terjebak dalam awan- awan kebingungan akan sebuah pertanyaan tapi justru itu yang membuat saya ingin tenggelam lebih dalam.


Saya mengenal Nietschze, Freud, Karl Marx, Plato, Socrates dan Aristoteles jauh sebelum saya duduk terjebak diantara orang- orang yang gila akan berpikir radikal. Tapi, saya mengenal mereka hanya sebatas ide- ide yang mereka keluarkan dan kebetulan saya adalah satu dari jutaan orang yang tergila- gila akan kisah Tragedi Yunani, anarki, punk, hardcore dan tentu saja sepak bola.

Mempelajari filsafat dan berpikir secara radikal ternyata mengasikkan asal bukan untuk sok- sok-an ingin disebut pintar. Karena semakin dalam kamu mempelajarinya maka kamu akan membiarkan dirimu tenggelam semakin dalam.