Tuesday, 9 July 2013

Mempertahankan Keyakinan



Sudah hampir 10 tahun saya berjalan lurus menuju tepi, dan disetiap persimpangan yang saya lewati selalu ada pikiran untuk membelokan keyakinan. Semakin besar keinginan untuk membelokan keyakinan, semakin besar pula keinginan untuk mempertahankan keyakinan.

Sore tadi, disebuah warung kopi lusuh dibilangan Dayang Sumbi saat saya bercerita bagaimana Ray Cappo mempesona hati saya, seorang teman bertanya. Mengapa bias saya bertahan mempertahankan apa yang saya yakini dimana disaat yang sama saya dibombardir oleh rayuan untuk meninggalkan apa yang saya yakini.

Yah, memang bukan perihal mudah mempertahankan keyakinan dimana orang- orang yang berada disekitar kita justru bersebrangan dengan kita, beberapa diantaranya secara tidak langsung justru mencoba meruntuhkan apa yang selama ini telah kita yakini. Beberapa dari mereka bahkan berkata bahwa apa yang saya yakini akan runtuh dengan sendirinya saat saya memasuki periode dimana saya disebut dewasa.

Saya sama seperti mereka, punya nafsu sebagaimana layaknya manusia, dan layaknya manusia bukan hal yang mudah untuk melawan nafsu yang datang dari segala penjuru. Entah apa yang membedakan saya dengan mereka tapi bagi saya memuaskan nafsu adalah suatu yang sia- sia, nafsu yang lain akan datang menggantikan nafsu yang telah terpuaskan.

Terlalu naif untuk menampikan kausa dan makna yang saya yakini ini karena takut tuhan, tapi jauh sebelum berurusan dengan tuhan, sangat risih bagi saya untuk hidup dengan sesuatu yang tidak saya yakini. Dalam konteks apapun, saya selalu berpegang teguh pada prinsip “Lebih baik mati dibanding harus berkompromi”. Dan saya sama sekali tidak peduli walau pun nanti saya harus hidup sendiri, toh selama ini saya selalu menikmati momen kesendirian didalam keramaian dan setidaknya saya bias hidup dengan apa yang saya yakini dibanding harus berkompromi.

Diperjalanan pulang, playlist band- band straight edge saya putar sepanjang perjalanan, hingga akhirnya lagu Hatebreed yang berjudul Honor Never Dies  secara tak sengaja terlintas untuk menjadi soundtrack yang pas hari untuk sore tadi.  

Jika hidup itu pilihan maka setiap orang bebas memilih jalan hidupnya masing- masing, bukan?.
Standing for what you believe means standing alone. - Jamey Jasta

note: Hatebreed bukanlah band straight edge 

No comments: