Friday, 20 February 2015

Goddamn, Salad days

It was a glimpse of hope. Yes, it was. There is always thing that we, people as human being can't understand. 

I never had a plan to be an entrepreneur, seriously never was before. I had a dream job. When I was a kid I used to dream to be a football player or football coach, astronomer or a Physicist.  I do love science, especially , Geology, Physics and Biology. I'm good at subjects. My parents wanted me to be a Physician but I dont have any interest in this profesi-idaman-calon-mertua. I dont know, I passed into Faculty of Medicine in Unjani 7 years ago but I decided to take Geodetic in Itenas (I thought it was a geology) and it was horrible mistake and moved to Unisba. And then here I am, still looking a way out to finish my research/study and at the same I have to balance and manage my company ( I study at a law school with concentration in International Law and I took a subject in space law, moon mining, a bullshit thing that NASA wants to mine mineral in moon).

So 6 years ago without any experience in music business I decided to dive and startup a record label company. It was profitable until I ruined so many things.  Stabbed by partner, fucked-up bands and clients. Now things changed, I didnt do bootstrapping again, no more. Funded, it means I have debt! 

After one year in hiatus, we are back. We have 2 albums to be released this month. Organise a foreign band to do touring in Indonesia. And make a deal with a well-known record label that can sell their material album in just one day!

And then 5 months ago, a friend was calling me to be a co-founder in his startup. We decided to make a media news such as Mashable or Vice. But it never happened. He lost, without any single message, so I decided to do pivot. And make another startup company. It means you need to bootstraping again. 

Family, Do they understand?

It's a hell. Your family is always coming and asking about "how 'bout your research/study?", , " how is your startup going?", "how's big your company now?", "where's your girlfriend? your mommy wants a baby" and bla bla bla bullshit in family gathering. 

In case you dont know. Doing entrepreneur is a long journey, it is kinda like putting yourself in under so much pressure, and you fed up for telling other people to be calm and patient, because there is not a shortcut to climb a mountain.

Ali Mase is right, only an entreprenuer could understand an entreprenuer. I feel so comfortable when I sit next to my entrepreneur friends. They understand how big the pressure is. Need to calm and make sure you dont make rush decision. Do it properly and wisely. You sleep about 3-5 hours per day. Lack of money, and keep pushing yourself in to the limit. Ruins you love-life (I do). More drama. More painful days.

Is it worth?

Yes it is worth, finally after long battle and journey, there is always a glimpse of hope that leads you to see something clearly. 

It doesnt change drastically, I still sleep bout 4-6 per day but when I wake up, I see my ideas work. My life is getting better. I can pay my bill (again). Buy stuffs I dont need. Travelling. Ride my bike and take a nap for a while.

I have two plans after this, I gotta finish my study and take post-graduate at Space Law or Creative Business and study hard to get license to be copyright consultant.


There is an ancient quote that I like to put:

"A Smooth Sea Never Made a Skillful Sailor" 

or quote Sutan Sjahrir cites from Frederic Von Schiller 

"If you do not dare to die you will never win life" 


Saturday, 14 February 2015

Hari Valentine dan Budaya Seks Di Nusantara

Aga suram ketika bangun tidur subuh- subuh dan melihat televisi yang masih menyala (padahal jarang ditonton dan lupa dimatikan sehabis nonton bola) didalamnya ada dua orang yang sedang berdebat ihwal hari Valentine.

Dari dulu saya tidak pernah merayakan Valentine, kenapa? Karena bagi saya orang yang merayakan adalah orang yang ga ada kerjaan. Menolak juga tidak., kenapa? karena memang tidak penting. Tapi sampai sekarang saya tidak pernah habis pikir, sebegitu bahayakah Hari Valentine itu? 

Konon, hari valentine identik dengan seks bebas. Entah dari mana hipotesa ini muncul ? Apa dari hasil survey atau dari hasil data penelitian penjualan kondom di Hari Valentine ?

Banyak yang bilang Hari Valentine juga tidak sesuai dengan nilai- nilai ketimuran yang adiluhung ini? Tapi jargon ini membuat saya makin bingung, nilai- nilai ketimuran mana yang telah dilangkahi? Bukankah budaya Timur kerap mengeksplorasi hubungan seksual?

Dalam relief Karmawibangga yang berada di bagian bawah Candi Borobudur, secara gamblang menggambarkan posisi ideal dalam bercinta. Relief tersebut ditutup oleh pemerintah kolonial Belanda karena tidak sesuai dengan norma kerajaan Belanda.

Dalam tulisan Zen ini, yang mengutip isi cerita dari buku Babat Tanah Jawi diceritakan, Pangeran Puger menghisap sperma Amangkurat II  yang notabene adalah kakaknya sendiri, dan dahsyatnya Pangeran Puger menghisap sperma dari kakaknya yang sudah menjadi mayat hanya untuk melegitimasi kekuasaannya. 

Ada lagi (tapi saya lupa membaca di mana) salah seorang seorang raja di kawasan nusantara yang mati terkena sipilis karena berhubungan badan dengan lebih dari seribu wanita tanpa lat pengaman (kondom dalam bentuk apapun mungkin belum sampai ke nusantara saat itu). Belum lagi kisah tentang Sultan Iskandar Muda yang meminta dibawakan dua wanita bule dari Inggris untuk memenuhi nafsu birahinya. Lalu ada Serat Centhini, yang secara lugas mengupas hubungan seksual di kalangan bangsawan- bangsawan Jawa.

Di majalah Historia pernah diceritakan, soal kegemaran Pakubowono X yang mengoleksi selir dalam memuaskan nafsu birahinya. Ada sekitar 40 selir yang menjadi alat pemuas nafsu birahinya. Konon, para Raja yang sudah menikah tetapi belum mempunyai selir tetap dianggap masih pejaka. Selain itu selir juga bisa menjadi alat legitimasi untuk meraih kekuasaan yang tak terbatas karena keluarga- keluara selir secara tidak langsung akan mendukung raja jika terjadi sesuatu yang merugikan raja.

Jangan lupa, selir- selir raja yang merupakan pemuas nafsu para raja jawa juga mempunyai peranan penting dalam melahirkan raja- raja di Nusantara. Nyai Karoh, yang merupakan selir Raden Mas Suryaputra (Amangkurat IV) melahirkan Pangeran Arya Mangkunegara. Yang kemudian memepunyai keturunan benama Raden Mas Said, yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa alias Mangkunegara I.

Ada juga kakawin Hariwangsa yang merupakan syair dalam bahasa Jawa kuno, yang dengan secara secara eksplisit menggambarkan hubungan seksual sesama jenis para perempuan yang hidup di balik tembok keraton.

Jazirah arab mempunyai cerita semacam kamasutra dalam bentuk The Secret Garden of Eden. Lalu dalam Islam ada kitab Qurrat al-Uyun yang secara detail menggambarkan wanita mana yang ideal untul dinikahi melalui perspektif seksual dan juga membahas persoalan seks lainnya. Di India ada sebuah kitab yang terkenal Kamasutra yang menggambarkan posisi- posisi ideal dalam melakukan hubungan seksual.

Jujur saya, bagi saya pribadi melarang perayaan Valentine karena alasan seks bebas dan tidak sesuai dengan nilai- nilai ketimuran yang katanya adiluhung itu justru tidak masuk akal. Jika melihat fakta- fakta di atas, justru budaya kita yang katanya adiluhung ini telah lebih dulu mengekplorasi hubungan seksual. Alih- alih memberi edukasi soal pentingnya alat reproduksi, larang- larangan ini justru dapat membuat para siswa tersebut semakin tertantang untuk mencari tahu dan mencoba berhubungan badan. 

Bagi saya dibanding melarang siswa untuk merayakan valentine karena alasan seks bebas justru makin menjauhi nalar, alangkah baiknya jika pemerintah mau memasukan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum. Agar apa? agar mereka yang konon katanya generasi penerus bangsa tahu, apa fungsi dari organ genitalnya lalu oleh siapa saja organ genitalnya boleh dipegang dan akan berakibat apa jika organ genitalnya dipakai sembarangan. 

Pendidikan alat reproduksi dapat menjadi alat pencegah atau early warning sehingga mereka tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan. Dibanding melarang suatu perayaan yang merupakan produk budaya luar yang sudah menjadi tradisi berabad- abad yang belum tentu melangkah pada perilaku seks bebas, karena toh yang melakukan maksiat tidak hanya di Hari Valentine, di hari- hari biasapun banyak. 

Tapi hal ini bukan berarti saya menghalalkan seks bebas. Saya mempunyai pandangan yang sama dengan Menteri Agama Lukman Hakim, we have to respect to those who celebrate, jika hal tersebut mempunyai hal dan tujuan yang baik. ( I have some friends from overseas, they celebrate Valentine's day to share some loves to the loved ones, like mother, father and the other family members like brother, sister, aunty etc.)

Karena moralitas lahir dari pribadi bukan dari paksaan dan tekanan. Acap kali, anak yang besar dari sebuah paksaan dan tekanan hanya melahirkan pembohong yang ulung.