Monday, 20 February 2012

Dilanggar atau...?

-Katakan lah anda membuat band bernama Band A, lalu membuat lagu berjudul ACAB dan merekamnya dalam bentuk audio, anda menyebarkannya lewat jejaring sosial atau laman file sharing seperti mediafire, megupload dan lain- lain. Lagu pun tersebar karena di download oleh banyak orang.
Dikemudian hari band A menemukan lagunya telah dibajak/dicuri oleh band benama Band B, dari komposisi. chord progression hinga lirik tidak ada yang berbeda hanya judul yang diubah.

Banyak Band di Indonesia dan Bandung khususnya yang sering mengabaikan bukti- bukti yang dapat menguatkannya dalam kasus ini, CD Master hasil rekaman yang hilang entah kemana hingga yang paling parah tidak mendaftarkan karyanya hingga hak ekslkusif atas karyanya dapat hilang atau dicuri orang kapan saja.

CD Master menurut saya adalah hal yang paling urgent dalam kasus ini, disitu ada bukti penanggalan kapan si pencipta menghasilkan/merekam karyanya. Tapi justru banyak band yang sering mengabaikannya dalam kasus ini, mentang- mentang sudah beres mixing sampai mastering CD master ditelantarkan begitu saja karena sudah ada bentuk mp3 yang menurut saya kualitasnya buruk tapi entah mengapa banyak orang yang tergila- gila pada mp3.

Sebelum melangkah jauh ke pelanggaran, anda perlu tahu pengertian apa itu HAK CIPTA?

Hak Cipta adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang/badan hukum yang telah menghasilkan karya berupa lagu, komposisis musik, film, rekaman suara, patung dll. untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan".

Sudah jelas dalam pengeretian diatas Hak Cipta adalah HAK EKSLUSIF YANG DIBERIKAN, dalam artian belum tentu orang yang menciptakannya dapat memperoleh hak cipta dari sebuah karya yang ia ciptakan, bisa saja hak cipta diberikan kepada orang atau badan hukum yang memperkerjakannya.

Lalu hubungan dengan kasus diatas?

Banyak kasus seperti ini, setelah karyanya dicuri atau dibajak banyak band yang kocar- kacir sana sini meminta bantuan untuk menekan Band yang telah mencuri karyanya. Ada banyak kemungkinan dalam kasus ini yang bisa menghasilkan banyak putusan, salah satu diantaranya sebagai berikut:

Band A menggugat Band B untuk segera menghapus lagu dilaman websitenya karena menganggap Band B telah melangar HAK CIPTAnya, Band B bersikeras karya tersebut miliknya dan meminta Band A untuk menunjukan bukti- bukti yang sah bahwa Band A benar- benar si empunya.

Ironinya Band A tak dapat menunjukan bukti- bukti hal kecil macam CD Master bahkan tidak pernah mendaftarkannya ke Ditjen HAKI.

Jika kasusnya seperti ini Band A sebagai pencipta karya tersebut tentu bisa sangat dirugikan, apalagi karyanya tak pernah ia daftarkan sebelumnya yang membuat hak- haknya yang terdapat dalam karya yang ia ciptakan hilang sepenuhnya, kasus ini seperti kasus lagu Gaby yang diperebutkan oleh banyak Band.

Perlu ditekankan penggunaan kalimat/kata HAK CIPTA dalam kasus ini, jika anda tak pernah merasa mendaftarkan karya anda jangan pernah menggunakan kalimat PELANGGARAN HAK CIPTA, karena anda pun tak pernah melakukan kewajiban anda untuk mendaftarkannya sehingga hak- hak yang seharusnya anda peroleh bisa hilang begitu saja.

Di hukum ada teori Fiksi Hukum, setelah UU disahkan maka masyarakat dianggap telah setuju dan mengerti isi dari UU tersebut, jadi entah kalian anak band, pesepak bola, lawyer, kontraktor, pengusaha atau bapa rumah tangga selama anda hidup dilingkungan bernegara sedikitnya anda harus melek soal hukum...

note:
-Band- band di US dan Eropa mempunyai tim legal yang mengurusi persoalan HAKI, dari band kecil yang baru saja memulai tur hingga band- band seperti Set Your Goals contohnya yang baru saja membeli HAK CIPTA-nya dari Eulogy Recording karena batalnya kesepakatan kontrak.

-Untuk mengetahui tentang biaya dan proses pendaftaran HAKI silahkan kunjungi lamannya di http://www.dgip.go.id/

Saturday, 18 February 2012

Karena Sejarah Hanya Mencatat Nama Para Pemenang

-Sejarah itu sadis, terkadang begitu tak adil bagi para pecundang yang selalu hampir menang.

Yah, sejarah hanya menulis nama para pemenang dan sisanya diisi para pecundang. Setiap nama para pemenang selalu diabadikan dalam sejarah, dicatat dan diingat agar dunia menegenal mereka, tak peduli latar belakang mereka seperti apa. Saya, kamu, kita juga mungkin pernah mengalami dan merasakannya, begitu pula yang dirasakan timnas sepak bola negara kita Indonesia dan bekas penjajah kita Belanda yang selalu hampir jadi nomer 1 dan hampir selalu jadi juara.

Dunia mengenal Marthin Luther King sebagai seorang pemenang karena jasanya menaikan martabat kaum kulit hitam yang pada era-nya selalu dilecehkan dan dimarjinalkan. Dunia juga mengenal nama Michael Jordan sebagai seorang pemain basket ball yang berhasil memenangkan 6 gelar juara NBA, 2x juara Olimpiade bukan seorang pecundang yang disisihkan oleh temannya yang lebih tinggi 21 cm dari dirinya.

Dunia ini tak akan mengenal nama Isaac Newton andaikan ia tetap menjadi orang yang terbelakang dan dilecehkan oleh teman- teman sekolahnya, dengan alasan pembalasan dendam bagi teman- teman disekolahnya ia berusaha menjadi nomer 1, menemukan metode hitung- menghitung yang disebut kalkulus dan gaya gravitasi hingga sekolahnya merawat dengan baik tanda tangannya yang tersimpan dengan rapi diperpustakaan sekolahnya.

Dalam Piala Dunia sepak bola, nama- nama negara pemenang Piala Dunia terpatri dalam Piala buatan Silvio Gazzaniga tersebut, sementara nama negara yang menjadi juara ke dua hanya tertulis di wikipedia dan badan statistik olah raga. Padahal dalam prakteknya, para runner-up itu sama- sama bersusah payah mencoba menjadi juara hingga Tuhan berkata tidak.

Yah, sejarah memang sadis seolah- olah tak ada tempat bagi si nomer dua dan kerap tak adil bagi mereka yang kalah. Tak ada yang perlu dibanggakan jika anda selalu menjadi juara kedua, karena dilubuk hati yang terdalam selalu ada penyesalan kenapa tak bisa menjadi juara pertama disaat kesempatan itu ada, dan siapa yang rela menukar momen bersejarah dengan hanya menjadi nomer 2?

Sebelum kita menghembuskan nafas terkahir, ada baiknya untuk mencoba menjadi juara dan mencatatkan nama kita dalam sejarah....

History is written by the winners.

ALEX HALEY

Friday, 10 February 2012

Penyelamatan Terakhir Moacyr Barbossa

-"GOOOOL do Uruguay"- Luiz Mendez

12 menit sebelum pertandingan berakhir skor antara Brazil melawan Uruguay masih imbang 1-1, saat itu Ghigghia pemain Uruguay berhasil keluar dari kawalan pemain belakang Brazil dan berhasil melakukan tendangan kegawang. Barbossa, kiper Brazil di Piala Dunia 1950 saat itu gagal menahan laju tendangan dari Ghigghia dan berakhir menjadi gol sekaligus memastikan Uruguay menjadi juara Piala Dunia 1950.



Itu adalah momen yang tak akan pernah Maocyr Barbossa lupakan sepanjang hidupnya, hingga akhir hayatnya. Semenjak itu kemana pun Ia melangkah selalu ada dosa dipundaknya, rakyat Brazil memusuhinya, Ia termajinalkan, di-pariah-kan oleh negara yang Ia bela mati- matian di Piala Dunia 1950.

Ironinya,
di Piala Dunia 1950 tersebut Ia dinobatkan menjadi kiper terbaik sepanjang turnamen dan itu adalah gelar dan terakhir kalinya Ia menjadi penjaga gawang timnas Brazil.

Puluhan tahun setelah kejadian itu rakyat Brazil masih murka kepadanya, Ia dijadikan kambing hitam atas kegagalan Brazil meraih Piala Dunia dikandangnya sendiri, dikorbankan untuk mengembalikan keseimbangan masyarakat yang pecah.

Ia dianggap pembawa sial, banyak tim sepak bola di Brazil menolak bekerja sama dengannya, Ia di-ban tidak boleh memasuki kamp pelatihan timnas sepak bola Brazil dimanapun, kapanpun. Bahkan di tahun 1993, Presiden federasi sepak bola Brazil (CBF) melarang kepada setiap stasiun televisi untuk menjadikan Babossa sebagai komentator pertandingan timnas Brazil.

Semenjak kegagalan Barbossa, ada peraturan yang tidak tertulis di Brazil yang melarang pemain kulit hitam untuk menjadi penjaga gawang, hingga akhirnya tabu itu terpecahkan oleh debut Dida di tahun 1995.

Stigma "The Unforgiven" melekat hingga akhir hayatnya. Satu kesalahan yang membuatnya menjadi pesakitan disepanjang hidupnya, hingga satu tahun sebelum kematiannya dalam sebuah sesi wawancara oleh sebuah majalah sepak bola ia berkata:
even a criminal when he as served his time, and paid his debt, is forgiven. But I have never been forgiven..
note: Di final Piala Dunia 1950 tersebut karena dianggap pembawa sial seragam putih dengan strip biru dipertandingan tersebut ditinggalkan.











Wednesday, 8 February 2012

Klub Sepak Bola Mu Adalah Identitas Mu


-Tanpa suporter sulit bagi sebuah klub sepak bola untuk tetap eksis di dunia, ibarat bernafas mereka adalah oksigen.

Bagi sebagian orang klub sepak bola itu adalah mahzab, satu agama dengan ratusan ribu mahzab yang tersebar di penjuru dunia sudah cukup mewakilkan keagungan sepak bola itu sendiri.

Setiap klub sepak bola memiliki identitas tersendiri yang merepresentasikan asal muasal klub itu berdiri, mulai dari nilai- nilai filosofis, kultur hingga agama terdapat dalam identitas klub itu sendiri. Maka bukan hal yang aneh jika suporter klub- klub sepak bola mati- matian mendukung klub yang mereka bela.

FC Barcelona, dengan segala keagungannya adalah sebuah simbol perlawanan para anarkis dan rakyat Catalonia terhadap kediktatoran Franco di Spanyol. Begitu juga Athletic Bilbao yang menjadi simbol perlawanan rakyat Basque terhadap pemerintah Spanyol. Maka tak heran Real Madrid yang menjadi simbol kerajaan Spanyol menjadi musuh nomor 1 bagi mereka.

Bagi mereka para penganut paham Fasis, Lazio adalah rumah bagi mereka. Klub yang berdiri di kota Roma ini adalah simbol bagi kaum fasis di Italia bukan hanya bagi suporter sepak bola saja tapi bagi pemain penganut paham fasis seperti Paolo Di Canio yang (hampir) selalu melakukan selebrasi ala Nazi setelah ia berhasil mencetak gol.

Tottenham Hotspurs, klub yang berbasis di London Utara ini dikenal dengan klub sepak bola yang mempunyai basis suporter dikalangan Yahudi, tak heran ketika seorang teman dari Amerika Serikat yang beragama Yahudi dengan bangga merepresentasikan dirinya bahwa dia adalah seorang Yid's Army dan juga pendukung Spurs sejati.

Celtic FC dan Rangers memang berbasis di kota Glasgow, Skotlandia, tapi jangan heran jika anda melihat bendera tricolor milik Irlandia dan Union Jack milik Britania Raya pada saat kedua tim ini saling berhadapan. Bumbu politik dan sektarianisme mewarnai laga ini. Republican vs Loyalist dan Katolik vs Protestan menjadi penyebab rivalitas kedua klub yang saling bertetangga yang tiap hampir tahunnya selalu memakan korban.

Bagi kaum Anarkis atau left-wing, PunkRocker dan Anti-Fasis St. Pauli adalah klub yang tepat mewakili identitas mereka. Klub asal kota Hamburg ini dikenal sebagai klub dengan ke-kult-an dan logo Skull and Crossbones-nya. St Pauli adalah simbol bagi para Punker yang mencintai sepak bola, Gregg Graffin vokalis dari Bad Religion dan Alex Rosamilia gitaris dari The Gasligth Anthems adalah satu dari beberapa musisi punk yang mendukung St Pauli.

Persib Bandung, Persija Jakarta, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, PSMS Medan adalah beberapa klub sepak bola yang mempunyai basis suporter yang cukup banyak di Indonesia. Kelompok suporter mereka tersebar di penjuru Indonesia dan ratusan atau bahkan ribuan diantara mereka rela berbondong- bondong mendampingi tim mereka dimanapun mereka berlaga.

Darah biru sudah mengalir otomatis bagi mereka yang lahir dan menetap di kota Bandung, tanpa embel- embel paksaan ribuan bobotoh dari berbagai penjuru Jawa Barat selalu datang memenuhi stadion si Jalak Harupat dan Siliwangi jika Persib Bandung bertanding.

Saya pun merasakannya, sebelum mengenal sepak bola, Persib-lah yang pertama kali saya kenal. Walau saat itu ada Bandung Raya juga berjaya di kancah liga Indonesia tapi Persib lebih memiliki ikatan batin tersendiri bagi saya atau mungkin karena hubungan historis dari Ayah saya yang mantan pemain Persib.

Atau bagaimana para pendukung Persija Jakarta yang rela mengawal klub mereka menjadi musafir disaat mereka harus terusir dari kandang mereka sendiri dan dijadikan korban konspirasi petinggi PSSI.

Di Medan pun sama, bagaimana teman saya yang orang Batak bermarga Pakpahan, kebingungan karena tak tahu PSMS mana yang harus ia dukung terkait dualisme di klub tersebut. Tapi bagi dia selama klub itu mewakili Medan dan ke-Batak-annya ia akan mendukung kedua PSMS itu dimana pun mereka berlaga.

Kerusuhan atau bentrok antar suporter yang sering hadir di televisi bukan menjadi suatu hal yang aneh lagi bagi saya yang notabene penggemar sepak bola. Di negara sepak bola modern macam Inggris pun bukan suatu hal aneh jika dua kelompok suporter yang mewakili klub yang berbeda bentrok didalam atau diluar stadion.

Ketika terjadi kerusuhan antar suporter di saat, sebelum atau setelah pertandingan berlangsung, suporter selalu dijadikan 'tersangka utama' dalam kasus ini, mulai dari cap suporter tak berpendidikan hingga cap yang lebih 'elegan' yang disebut hooligan menempel pada mereka. Ironisnya hanya ada sedikit orang yang mempelajari keterkaitan emosi suporter dengan identitas klub sepak bola yang mereka bela.

Franklin Noer salah satunya, dalam bukunya How Soccer Explains the World: An Unlikely Theory of Globalization. Ia menjelaskan banyak hal kenapa suporter atau para pecinta sepak bola bisa melakukan hal- hal yang berada diluar logika. Bukan hanya dari mana klub itu berasal tapi dari aspek filosofis, ideologi, kultur hingga agama.

Ada sense of pride dan sense of belonging yang mendekatkan mereka. Tak heran jika di Inggris, stadion- stadion sepak bola hampir selalu terisi penuh, karena rata- rata suporter mereka memiliki kedekatan yang cukup dalam dengan klub yang mereka dukung. Mereka mendukung klub merekan bukan hanya disaat klub mereka berjaya tapi disaat klub mereka juga terpuruk dan begitulah bagaimana suporter seharusnya.

Tuesday, 7 February 2012

Formasi: Bagaimana formasi 4-4-2 berjalan



Formasi ini merupakan formasi klasik dalam permainan sepak bola, formasi yang mudah dipahami oleh (hampir) seluruh pemain sepak bola professional diseluruh dunia, yang juga menjadi dasar bagi seorang pemain sepak bola untuk memahami tentang strategi sepak bola. Salah satu manager yang sering memakai formasi ini adalah Sir Alex Ferguson, yang menjadikan formasi 4-4-2 sebagai default formasinya yang dapat berubah menjadi 4-4-1-1 atau 4-5-1 tergantung apa yang cocok menurut SAF.
Formasi ini terdiri dari 4 pemain belakang, 4 pemain tengah dan dua pemain depan, dengan susunan seperti berikut bek kiri (left fullback/LB), dua bek tengah (centre-back/CB) dan bek kanan (right fullback/RB); Sayap Kiri (Left Midfielder/LM), dua pemain tengah (Centre Midfielder/CM), Sayap kanan (Right Midfielder/RM); dan dua penyerang tengah (centre forward/CF).
Formasi ini dikenal karena keseimbangannya dalam bertahan dan menyerang hingga memudahkan sebuah tim yang menggunakan formasi ini melakukan transisi dari menyerang kebertahan atau sebaliknya dengan sangat cepat. Formasi ini dikenal juga karena ke fleksibelannya, dengan formasi ini sebuah tim dapat bermain sangat menyerang atau sangat bertahan total tergantung apa yang dibutuhkan oleh tim saat itu.


Dalam sepak bola modern, formasi 4-4-2 mempunyai keseimbangan dilini tengah, salah satu CM harus dapat bermain sebagai Holding Midfielder dan satunya lagi bermain sebagai playmaker atau lebih berorientasi menyerang. CM yang bermain sebagai Holding Midfielder harus bisa menjaga kedalaman, sebagai orang tambahan dalam menjaga pertahanan meng-cover CB dan memutus serangan sebelum bola masuk lebih dalam kepertahanan. Sementara playmaker atau seorang pemain tengah yang lebih attack-minded bertugas mengatur kemana arah permainan, memberi umpan- umpan terobosan kepada pemain depan dan juga membantu para CF dalam mengekploitasi kotak penalti lawan.

Dalam formasi ini wide midfielder juga berperan dalam membangun serangan dan membantu pertahanan, wide midfielder dalam formasi ini entah itu RM/LM harus mampu meng-cover kedua fullback mereka ketika bertahan, salah satu dari mereka dapat berperan sebagai creative winger dan yang satu berperan sebagai attacking winger seperti yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson di Manchester United.

Dalam formasi ini, fullback juga mempunyai peran yang sama beratnya, Ia harus bisa menutup kedua flank dan menjaga sektor sayap serapat mungkin dan membantu 2 CB dalam mempertahankan area belakang dari gempuran winger- winger lawan. Selain menjaga pertahanan fungsi fullback juga untuk membantu tim dalam menyerang, yang membuat posisi ini rata- rata diisi oleh pelari- pelari cepat seperti: Roberto Carlos, Ashley Cole, Maicon hingga Daniel Alves yang membuat mereka dapat dengan cepat kembali kebelakang untuk menjaga area pertahanan. Normalnya, dalam melakukan serangan posisi fullback harus bergerak lurus kedepan melewati pertahanan lawan dari sisi samping (Overlapping) .tapi terkadang ada beberapa fullback yang mencoba bermain lebih ketengah dan membantu serangan dengan memasuki pertahanan lawan dari sektor tengah. Karena sentralnya posisi fullback dalam formasi 4-4-2, selain harus mempunyai lari yang cepat untuk memudahkannya kembali ke posisi semula ketika tim diserang, Ia juga harus mempunyai crossing yang akurat untuk memudahkan kerja kedua CF didepan yang berperang sebagai ujung tombak.


Rata- rata manager yang menggunakan formasi 4-4-2 menggunakan satu orang striker yang berperan sebagai Bigman yang mampu menahan bola dan memberikan jalan bagi tandemnya untuk mencetak gol seperti Heskey, contohnya. Dan satu orang striker yang lebih kreatif yang dapat melakukan penetrasi dan memanfaatkan celah seperti Rooney, Defoe atau Owen.
Lalu apa peran centre-back dalam formasi 4-4-2? centre-back di formasi 4-4-2 mempunyai dua peran sebagai stopper dan sweeper, normalnya posisi center back mempunyai tugas utama menjaga atau mencegah pemain depan lawan memasuki daerah pertahanan sendiri dengan melakukan zonal marking atau man-to-man marking, selain itu CB juga dapat berperan sebagai pembagi bola ke lini tengah untuk memulai serangan.