Friday, 10 February 2012

Penyelamatan Terakhir Moacyr Barbossa

-"GOOOOL do Uruguay"- Luiz Mendez

12 menit sebelum pertandingan berakhir skor antara Brazil melawan Uruguay masih imbang 1-1, saat itu Ghigghia pemain Uruguay berhasil keluar dari kawalan pemain belakang Brazil dan berhasil melakukan tendangan kegawang. Barbossa, kiper Brazil di Piala Dunia 1950 saat itu gagal menahan laju tendangan dari Ghigghia dan berakhir menjadi gol sekaligus memastikan Uruguay menjadi juara Piala Dunia 1950.



Itu adalah momen yang tak akan pernah Maocyr Barbossa lupakan sepanjang hidupnya, hingga akhir hayatnya. Semenjak itu kemana pun Ia melangkah selalu ada dosa dipundaknya, rakyat Brazil memusuhinya, Ia termajinalkan, di-pariah-kan oleh negara yang Ia bela mati- matian di Piala Dunia 1950.

Ironinya,
di Piala Dunia 1950 tersebut Ia dinobatkan menjadi kiper terbaik sepanjang turnamen dan itu adalah gelar dan terakhir kalinya Ia menjadi penjaga gawang timnas Brazil.

Puluhan tahun setelah kejadian itu rakyat Brazil masih murka kepadanya, Ia dijadikan kambing hitam atas kegagalan Brazil meraih Piala Dunia dikandangnya sendiri, dikorbankan untuk mengembalikan keseimbangan masyarakat yang pecah.

Ia dianggap pembawa sial, banyak tim sepak bola di Brazil menolak bekerja sama dengannya, Ia di-ban tidak boleh memasuki kamp pelatihan timnas sepak bola Brazil dimanapun, kapanpun. Bahkan di tahun 1993, Presiden federasi sepak bola Brazil (CBF) melarang kepada setiap stasiun televisi untuk menjadikan Babossa sebagai komentator pertandingan timnas Brazil.

Semenjak kegagalan Barbossa, ada peraturan yang tidak tertulis di Brazil yang melarang pemain kulit hitam untuk menjadi penjaga gawang, hingga akhirnya tabu itu terpecahkan oleh debut Dida di tahun 1995.

Stigma "The Unforgiven" melekat hingga akhir hayatnya. Satu kesalahan yang membuatnya menjadi pesakitan disepanjang hidupnya, hingga satu tahun sebelum kematiannya dalam sebuah sesi wawancara oleh sebuah majalah sepak bola ia berkata:
even a criminal when he as served his time, and paid his debt, is forgiven. But I have never been forgiven..
note: Di final Piala Dunia 1950 tersebut karena dianggap pembawa sial seragam putih dengan strip biru dipertandingan tersebut ditinggalkan.











No comments: