Wednesday, 14 November 2012

Singularitas


Tanpa disadari kerumitan hidup membawa kita ke detik dimana kita menghirup udara sekarang, dunia berubah dan aturan pun berubah. Ratusan tahun yang lalu tak ada yang mengira kita dapat berkomunikasi jarak jauh dalam hitungan detik, tapi hari ini ribuan informasi dikirmkan dalam hitungan menit. Pergerakan manusia menjadi tak terbatas dan terus bergerak dengan kecepatan yang terus meningkat, tahun menjadi bulan, bulan menjadi hari, hari menjadi jam, jam menjadi menit lalu menit menjadi detik, terus bergerak hingga mendekati NOL, dan sesuatu yang berbeda yang belum pernah terjadi sebelumnya akan benar- benar terjadi.

Singularitas, para matematikawan, fisikawan atau ilmuwan yang bergulat dibidang kosmologi menyebutnya. Ketika ruang dan waktu dan segala dimensi yang ada runtuh dan saling bersinggungan, tertarik oleh besarnya gravitasi hingga angka yang tak terbatas, hingga menjadi titik yang sangat kecil. Disinilah segala hukum fisika menjadi tidak berlaku karena semuanya semuanya berasal dari ketiadaan.

Tidak seperti bintang yang mati karena tersedot oleh gravitasinya sendiri hingga hukum fisika tidak berlaku lagi, singularitas kehidupan mungkin berbeda dengan singularitas dalam matematika dan fisika, Nol yang tak sepenuhnya nol tapi sama seperti dalam fisika dan matematika, saat semuanya berhenti nol tersebut dapat membawa kita menuju perubahan yang sangat radikal. Nol yang mempunyai arti.

Ada yang bilang saat singularitas terjadi manusia akan menjadi mahluk yang tak ada guna, segala pikiran kita dapat di download dan di komputasi oleh komputer, manusia akan menjadi budak mesin, seperti yang terjadi dalam film Terminator, Matrix dan I, Robot.

---===---

Tapi sadar tidak sadar, secara individu kita pun sedang bergerak menuju singaluritas. Kerumitan hidup memaksa kita menjalankan skenario terburuk (atau skenario terbaik yang pernah ada), segala rencana yang telah disusun matang- matang hancur, tapi saat kehancuran itu berhenti tanpa disadari hidup ini mempunyai arti yang lebih dari sekedar bernapas, seks, makan, minum, tidur dan mati. Rumitnya hidup juga memaksa seseorang untuk berubah dan perubahan dalam diri seseorang tak dapat dielakkan, perubahan juga bisa menjadi antidot bagi seseorang dalam menjalani hidupnya.

Singularitas mungkin dapat menavigasikan kita kedalam perubahan yang radikal yang dapat membawa kita keluar dari bencana atau sebaliknya tapi terlepas dari itu semua perubahan akan selalu terjadi, baik atau buruk tergantung bagaimana kita menjalaninya.


Tuesday, 6 November 2012

Candu Sepak Bola Indonesia

Franz Beckenbauer terkejut saat mengetahui negara yang tak pernah masuk Piala Dunia ini mempunyai antusiasme yang begitu besar terhadap sepak bola. Apa yang saya ceritakan pada orang Arab dan Turki di sebuah lobi hotel di Madinah membuat mereka berdua meng-googling PERSIB di search engine terbesar di dunia maya itu. Orang Prancis yang sedang asik ngopi di sekitaran Dago mengira ada kampanye partai politik berwarna biru di jalanan kota Bandung.

Inilah fanatisme sepak bola yang kita punya, 20000 lebih bobotoh disekitar stadion Siliwangi adalah saksinya, pertandingan liga Inggris antara Man Utd vs Arsenal tak ada apa- apanya dibanding laga pra-musim Persib. Saya adalah satu dari ribuan bobotoh yang tak kebagian tiket dan ngoceh tak karuan di twitter karena Trans 7 batal menayangkannya. Atmosfer yang bobotoh ciptakan tak berbeda dengan atmosfer pertandingan Persib lainnya, matchday adalah matchday tak ada istilah pra-musim atau persahabatan, dimana dan kapan pun Persib bermain kami tak segan datang untuk sekedar memberi dukungan atau mengeluarkan kata sumpah serapah. Lihat lah jumlah bobotoh yang datang hanya untuk melihat Persib berlatih, hampir sebanding dengan apa yang saya lihat saat menyaksikan Liverpool mencoba rumput di Bukit Jalil.

Bobotoh adalah secuil contoh dari besarnya fanatisme bal-balan di Indonesia, sekaligus memberi isyarat, bahwa klub lokal pun tak kalah berharganya dibanding klub Eropa yang jauh disebrang sana. Industri sepak bola kita mempunyai potensi yang besar andai saja pengurusnya menyadari dan melakukannya dengan benar. 

Tapi inilah nasib kita sebagai negara dunia ketiga disegala bidang, kita hanya mampu menjadi konsumen dan penonton dari apa yang dunia barat berikan. Bahkan untuk mengejar sodara tua Asia pun hampir mustahil untuk 5 tahun kedepan. Tapi tak ada salahnya untuk berharap, sekarang mungkin kita hanya bisa jadi penonton, tapi suatu saat nanti kita harus berani berkata cukup.

Hingar bingar pertandingan klub- klub disebrang samudra sana akan menjadi riak- riak kecil jika para pengurus bal- balan kita mampu mengerjakannya dengan benar, bukan hanya sebagai alat pengeruk keuntungan semata atau alat politik untuk pemilu 2014 nanti.

Entah kapan, tapi inilah candu sepak bola yang selalu menawarkan dan bicara soal harapan.

Tuesday, 23 October 2012


Artikel pertama saya di Iris Magazine, "Kata Adalah Senjata" di edisi yang ke 7

Sunday, 21 October 2012

Videooooo ooo

Hey guys, wanna take a look and waste your time to enjoy these videos. Hope you like it


Friday, 19 October 2012

Hujan Pertama Di Bulan Oktober


Sore ini tak ada yang istimewa dan tak secerah sore dibulan Agustus, tak ada muda mudi yang berpacaran atau minum- minuman beralkohol di bangku taman, tak ada pedagang asongan yang menjual rokok hingga air minuman di sisi jalan. Dari kejauhan awan hitam sudah siap membasahi tanah yang sudah lama tak tersentuh oleh air hujan.
Tetesan pertama sudah jatuh membasahi tanah, aku mencoba mengendarai motor matic-ku lebih cepat agar tak terjebak hujan pertama di bulan Oktober. Nimbo Stratus- awan yang membawa air hujan bergerak lebih cepat daripada motor matic-ku ku yang lambat, tetesannya membasahi jaket parasit ku— jaket kebanggaan ku, yang didada kirinya terdapat badge klub sepak bola favorit ku.
Hujan terlalu deras untuk ku tembus, jas hujan yang ku pakai pun tak kan mampu menahan derasnya tetesan air yang sudah lama dinantikan oleh sebagian warga di pesisir selatan Jawa Barat. Bagi mereka itu adalah berkah, jawaban dari doa yang mereka minta. Bagi ku? ini sebuah pertanda bahwa aku harus cepat- cepat mendapatkan SIM A agar tak selalu memikirkan cuaca di sore hari.
Menikmati hujan adalah hobi ku, bau tanah saat hujan turun— PETRICHOR mereka menyebutnya membuat ku lebih bergairah dalam melakukan sesuatu, apalagi jika ditemani buku dan kopi, waktu sore dan tetesan air hujan adalah sesuatu yang sempurna.
Tapi sore itu aku tak bisa apa- apa, hanya bisa berdiam memandangi layak hape-ku menunggu hujan reda di trotoar tanpa secangkir kopi, sore yang akan ku kutuk jika harus ku habiskan lebih dari 2 jam menunggu tetesan terakhir hujan pertama di bulan Oktober.
Maka terkutuklah hujan sore itu, waktu 3 jam ku habiskan hanya dengan menunggu tetesan terkhir mu dengan sia- sia. :(

Another Reviews

Let's talking about music again. Yeah I have some CDs came to my desk, most of them are demos from the bands that came to my little record company. But I dont want to review demos that come to my desk. So here we go: 

1. Standfree - Don't Forget Your RootsThey're back with their roots, never fails me to produce solid hardcore music as I expected. I dont have any reason when they came to me, ask any chances to release this album under my label. "Ekspektasi", "No Gain Without Pain", "Conspiracy", "Supremasi Presatasi" are some solid tracks that I love to repeat. You'll find Reiza Seoon (Under18) as a guess vocal in track "Ekspektasi" and "One My Life". Nuff said, their music will talking and this words wont help me to describe their music.

2. Converge - All We Love We Leave Behind 
Good musicians and good artist in one package = brilliant hardcore band named Converge. "All We Love We Leave Behind" are beautiful, "the engineer" Kurt Ballou is brilliant as always, He knows how to make any album sound excellent. "Tender Abuse", "Aimless Arrow" and "All We Love Love Behind" are some essential tracks that I love.

 3. Between The Buried And Me - The Parallax Part 2 : the Future SequenceOne of my favourite bands, The band is on my list on "things I have to do before I die". The Parallax II: Future Sequence is both what you would and wouldn't expect from Between The Buried And Me. The North Carolina progressive metal band, offering you 72 minutes that will make you feel fabulous. The Parallax II: Future Sequence is a part of two concept album and much longer than The Parallax : Hypersleep Dialogues. "Astal Body" and "Telos" are some stunning tracks that I love repeat. One of the best albums they've ever made since they released  Colors. 

Tuesday, 14 August 2012

ripiewwwww

 

1. The Gaslight Anthem - HANDWRITTEN
Since I discovered The ’59 Sound in MYSPACE two years ago, since then I decided to follow this band. No, I'm not so depressed and addicted to alcohol or drugs but Brian Fallon's voice sounds the same like Bruce Springsteen, they sing with their heart!
So let's talk about this album! "Here Comes My Man", "45", "Keepsake", "Mullohan Drive" and "Handwritten" are a few tracks that made my playlist better than last time. They sing about how melancholy they are, change, doubt, love, anti-heroes, girl that left you behind and anything about rock n' roll stuff, they stepped out of their comfort zone!
By the way this album are worth to buy as Brian Fallon would melt your heart with his voice, this records are worth every penny!


2. Yellowcard - The Southern Air
First time I heard their single "Always Summer" I can't get off my finger to touch the repeat button, They are not Punk Rock anymore, sounds generic and poppy but their upbeat anthems for the most emotionally-charged life moments is too cool to leave behind. "Always Summer", "Awakening", "Here I Am Alive", "The Souther Air" and "Sleep In The Snow" are my favorite tracks.


Tuesday, 17 July 2012

Tawaran Romantis Dan Keindahan (Kota) Paris (Saint-Germain)



Paris memang selalu menawarkan keindahan dan keromantisan, kali ini kota yang terletak dibagian utara Perancis yang terkenal dengan menara Eiffel-nya ini mencoba menawarkan keromantisannya dalam hal sepak bola.

Sudah lama kota Paris tidak menawarkan sesuatu yang romatis dalam bentuk sepak bola, terakhir kali mereka melakukannya dalam event Piala Dunia 1998, sebuah tempat bulan madu yang indah bagi Zinedine Zidane dkk.

Layaknya wabah Black Death yang melanda kota Paris pada tahun 1348, yang sedikitnya menewaskan 800 orang per harinya, klub sepak bola di kota Paris pun hilang satu per satu, hingga akhirnya pada tanggal 12 Agustus 1970, Paris Saint-Germain terlahir untuk mewakili kota ini, dan entah karena embel- embel Saint-Germain dibelakang kata Paris, PSG berhasil merajai Perancis dan Eropa walau hanya di turnamen sekelas Winner Cup dan Intertoto.


Kini Pangeran Saint-Germain terlahir dalam bentuk Nasser Al-Khelaifi, lewat Qatar Investment Authority, Ia mencoba membangun Paris Saint-Germain berdiri lebih tinggi dibanding menara Eiffel sebagai trademark kota Paris. 

Bukan sebuah pekerjaan yang mudah, tapi dengan uang yang melimpah Nasser Al-Khelaifi dapat mencoba menyulap PSG dari batu permata yang kecil menjadi sebuah batu permata yang besar, seperti yang dilakukan oleh Comte de saint Germain terhadap batu permata milik Louis XV.

Lihat saja pemain yang telah Ia datangkan ke kota Paris, hampir semuanya mempunyai jaminan kelas wahid dengan harga yang tinggi. Lavezzi, Thiago Silva, Thiago Motta, Pastore dan belum lagi Ibrahimovic yang akan mendekati Samuel Eto’o sebagai pesepak bola dengan gaji termahal di dunia. Dengan iming- iming uang yang besar sulit bagi klub dan pemain tergoda keindahan dan romantisnya kota Paris.

Menarik menunggu kiprah Paris Saint-Germain dikancah Eropa nanti, dengan uang yang melimpah mampukah Nasser Al-Khelaifi yang dibantu oleh deputinya, Leonardo dan Carlo Ancelloti membawa Paris Saint- Germain menjulang lebih tinggi dibanding menara Eiffel di kota Paris atau layaknya City dan Chelsea mereka kudu bersabar menunggu ‘waktu yang tepat’?.



Sunday, 3 June 2012

Tragedi Itu Bernama Sepak Bola

"Some people believe football is a matter of life and death. I'm very disappointed with that attitude. I can assure you it is much, much more important than that."

Ada benarnya juga kutipan kalimat dari Bill Shankly, yang dalam beberapa hari terakhir terus berputar- putar mengisi isi kepala. Bagi sebagian orang, (klub) sepak bola mereka melibihi nyawa mereka sendiri.Sepak bola ibarat agama dan klub sepak bola adalah mahzab- mahzabnya yang tersebar dipenjuru dunia.

Agama? berlebihan mungkin, tapi memang begitu lah adanya. Saya adalah satu dari jutaan jemaatnya, entah berapa uang yang saya hamburkan untuk sekedar menonton bola, membeli jersey klub- klub dan negara, juga waktu yang terbuang atas nama sepak bola.Ribuan kilometer pernah ku tempuh hanya untuk beribadah atas nama sepak bola. Seperti berhaji dalam rukun Islam, datang ke stadion tempat klub pujaan bermarkas adalah wajib hukumnya.

Pengorbanan yang saya lakukan tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan mereka yang rela mati datang ke stadion hanya untuk beribadah mendukung klub/negara sepak bola yang mereka bela. 69 orang tewas saat hendak menyaksikan Liverpool vs Nottingham Forrest. Di Heysel, 39 tewas saat kerumunan suporer dari Juventus dan Liverpool pecah.

Seminggu lalu, Rangga, Lazuardi dan Dian tewas di katedral agung tempat pujaan suporter Indonesia beribadah. Belum hilang duka atas tragedi itu, sekarang giliran Purwo yang menjadi martir atas nama sepak bola. 

Sejak Januari 2012, sudah 13 nyawa melayang atas nama sepak bola di Indonesia. Miris jika jumlah nyawa yang hilang hanya berakhir menjadi data statistik belaka. Nyawa mereka lebih berharga dibanding menjadi angka- angka matematika semata. Berapa pun nyawa yang hilang kematian tetap lah kematian, sebuah tragedi yang menyisakan kesedihan bagi siapapun yang ditinggalkan, semua insan sepak bola Indonesia harus berbenah, dari mulai suporter hingga stakeholder.

Sepak bola Indonesia sudah lama sakit, seolah tak pernah mau beranjak dari titik nadir para petinggi duduk nyaman berlindung dalam neraka yang penuh derita, segala ocehan yang mereka keluarkan selalu berakhir menjadi wacana. Belum lagi parahnya manajemen kontrol massa polisi Indonesia yang tak bisa apa- apa selain membubarkan massa dengan pentungan dan gas air mata dan larangan datang ke stadion.

Dengan segala kerendahan hati, sudah saatnya kita berubah agar nyawa- nyawa yang hilang tak berakhir sia- sia. Sudah saatnya bagi kita mengembalikan sepak bola berada dalam koridornya, menjadikannya hiburan dan alat untuk mempersatukan bangsa bukan menjadi tempat pembataian nyawa atas nama sepak bola.

I fell in love with football as I would later fall in love with women: suddenly, uncritically, giving no thought to the pain it would bring.




Friday, 25 May 2012

Yang Tersisa Dari Kotak Pandora


Harapan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti: keinginan supaya menjadi kenyataan. Harapan dan kecemasan itu beda tipis, atau malah keduanya selalu hadir bersamaan dan duduk berdampingan.

Adik ku sedang berharap cemas menunggu hasil ujian akhirnya di SMA, Walau yakin, Ia akan lulus tetap saja rasa cemas akan berita buruk selalu ada.

Di sebuah ruang sempit tempat para pasien menunggu giliran diperiksa oleh dokter, aku melihat tipisnya kedua hal tersebut. Sama seperti mereka, aku datang kesana berharap sakit ku dapat cepat sembuh dan cemas akan bertambah parah. Diluar sana, jutaan manusia sedang berharap sesuatu yang mereka impikan menjadi kenyataan. 


Di perjalanan pulang, aku teringat tentang mitologi Yunani. Dimana Pandora, wanita cantik pertama yang hadir di Bumi membuka kotak yang seharusnya tak dibuka olehnya.


Pandora adalah wanita pertama di dunia yang diciptakan oleh Hefaistos, Ia diciptakan Hefaistos atas perintah Zeus untuk mengambil kembali api yang telah dicuri titan dari dewa- dewa di Gunung Olimpus. Zeus yang tergila- gila pada Aprhodite, membuat Pandora mempunyai kecantikan yang sama percis dengan Aprhodite. Ia pun dititipi sebuah kotak yang tak boleh dibuka oleh Pandora.

Pandora dijadikan hadiah oleh Zeus untuk Ephimetheus, saudaranya  Promotheus mewanti- wanti untuk tidak menerima pemberian Zeus itu. Tapi kecantikan Pandora mempesona Ephimetheus, keduanya pun hidup berdampingan.

Untuk beberapa lama, Pandora menaati perintah Zeus untuk tidak membuka kotak yang diberikan kepadanya. Tapi rasa keingin tahuan yang besar yang diberikan Hera kepadanya membuat hatinya goyah. Dibuka lah kotak itu olehnya, segala penderitaan, wabah, penyakit, kesengsaraan dan segala keburukan yang sekarang hadir di Bumi ini keluar berhamburan dari kotak itu.

Pandora menyesal telah membuka kotaknya, Ia pun mencoba menutupnya saat itu juga, tapi masih ada sesuatu yang tersisa, sesuatu itu bernama harapan. Sesuatu yang membuat manusia kuat dan bisa menghadapi segala penderitaan yang dikeluarkan Pandora dari kotak yang seharusnya Ia tutup rapat- rapat.

Mulai dari saat itulah manusia mempunyai sebuah senjata dalam menghadapi penderitaan, yaitu harapan. Sesuatu yang selalu dijadikan senjata dalam menghadapi kenyataan untuk memperbesar kemungkinan. Sesuatu yang manusia simpan dan pupuk didalam hatinya walaupun mereka tahu tipis dapat tumbuh menjadi sesuatu yang nyata.

Jika kalian dalam kecemasan maka ingatlah sesuatu yang tersisa dari kotak yang dibuka Pandora. Sesuatu yang walaupun kecil tapi dapat membuat kita kuat menghadapi penderitaan, Sesuatu yang manusia namakan Harapan.

note: Jangan lupa tetap ingat Allah SWT selalu bersama kalian hehehe

Sunday, 20 May 2012

Chelsea Datang Bersama Tuhan

Sekali lagi saya melihat drama dalam sepak bola, bagaimana tidak, pertandingan yang terkesan membosankan di 80 menit awal berubah seketika saat Muller mencetak gol yang membuat suporter Munchen mengira mereka akan menjuarai UCL edisi kali ini. Kedua tim yang datang ke final dalam kondisi compang camping karena tidak bisa diperkuat oleh beberapa pemain intinya, membuat para pundit sepak bola Eropa berpikir keras tentang strategi dan pemain yang akan mereka turunkan.


Chelsea tidak dinaungi keberuntungan di UCL kali ini, mereka mempunyai sesuatu yang lebih dari sekedar kata beruntung, mereka dilindungi oleh Tuhan. Sependapat atau tidak, tapi Tuhan bersama mereka di edisi UCL kali ini. Mereka digadang- gadang bakalan terhenti diperempat final setelah di leg pertama mereka kalah oleh Napoli dengan skor 1-3. Di Stamford Bridge mereka membayar lunas kekalahan mereka dari Napoli seakan menunjukan bahwa itulah momen kebangkitan mereka.

Di Camp Nou, hampir semua mengira pertandingan berakhir saat John Terry diusir wasit karena "men-tusbol" Alexis, Barcelona dengan segala kemahaannya terlihat lebih superior dibanding Chelsea yang sedang dalam keadaan labil semenjak kedatangan AVB. Gempuran pejuang Catalan dapat dimentahkan dengan baik oleh para pemuda yang datang dari Fulham Road ini hingga akhinya Torres datang memastikan rasa sakit yang harus diderita oleh Barcelona.

Di final, drama itu kembali hadir. Bayern Munchen yang diunggulkan karena faktor tuan rumah dan pemain yang sedikit lebih komplit dibanding Chelsea berhasil dipatahkan. Tampil dengan penuh kesabaran selama 120 menit membuat Chelsea memang layak mendapatkan hal yang benar- benar mereka inginkan.
Munchen bukan tidak bersama dengan Tuhan, tapi Tuhan selalu bersama orang yang memanfaatkan setiap peluang dengan baik dan orang sabar itu disayang Tuhan.

Kredit lebih layak diberika kepada Di Matteo dengan segala kerendahannya dan kecakapannya memimpin dan meracik strategi Chelsea, Ia memang layak mendapatkan lebih dari sekedar piala FA semata.



Sunday, 13 May 2012

Drama Dan Sepak Bola


Walau hanya sebuah cabang olah raga, sepak bola juga bisa menghadirkan drama, drama terbaik melebihi film- film Hollywood yang pernah ada. Jalan ceritanya selalu sulit ditebak, selalu berubah tiap detiknya dari ending yang penuh suka hingga ending yang paling kejam pun tersedia didalam pertandingan sepak bola.


BPL musim ini salah satunya, drama yang dihadirkan mirip dengan film- film olah raga yang dibuat Hollywood, kemenangan yang hadir dimenit- menit akhir mewarnai drama bernama sepak bola. Bagaimana tidak, fans Manchester United sudah siap merayakan pesta juara liga musim ini, mereka hanya butuh 2 menit untuk memastikan semuanya berjalan sesuai skenario mereka, hingga tuhan berkata tidak.

Manchester City dengan segala kemampuan yang mereka punya mencoba untuk merubah nasib mereka. Kepanikan, keputus asaan dan rasa frustasi sudah meliputi pemain, staff dan fans Manchester City hingga akhirnya bola yang disundul Dzeko berhasil menembus gawang yang dijaga oleh Paddy Kenny memberi garis hidup bagi Manchester City.

Harapan dan Kecemasan itu beda tipis, tak percaya? kalian bisa melihatnya dirumah sakit, bagaimana para pasien dan keluarganya berharap kesembuhan sekaligus cemas akan nasib mereka. Itu pula yang mungkin dirasakan oleh hampir seluruh penduduk kota Manchester, dimana mereka sama- sama berharap dan cemas akan nasib mereka tapi disisi yang berbeda. Lifeline yang diberikan Dzeko seakan memberi semangat dan kepercayaan berlebih bagi pemain dan pendukung City, hanya butuh 2 menit setelah gol Dzeko, Aguero berhasil mendramatisir keadaan. Momen yang tak akan pernah dilupakan oleh para pendukung, pemain dan official Machester City. Sebuah akhir drama terbaik melebihi film- film Hollywood yang pernah ada.

Penantian panjang suporter City terbayar sudah, film yang mereka buat 2 tahun silam tentang bagaimana perihnya menjadi suporter Manchester City terbayar lunas.

Sekali lagi hidup itu penuh drama dan drama itu bernama sepak bola.

Thursday, 19 April 2012

Ciao Piermario Morosini, Sempre con noi!!


Kematian adalah tragedi bagi setiap kehidupan, berapapun jumlahnya siapapun orangnya, kematian tetaplah kematian, sebuah tragedi yang menyedihkan begi setiap orang yang ditinggalkan.

Piermario Morosini, tak banyak yang mengenal namanya sebelum sebuah tragedi dilapangan sepak bola mengantarnya menuju tempat peristirahatan terakhirnya. “Morosini adalah seorang pejuang” begitulah teman- teman di klubnya yang sesame pesepak bola memberi penilaian terhdapanya.

Hidupnya, terlalu akrab dengan tragedi, saat Ia berumur 15 tahun Ibunya meninggal, 2 tahun tahun kemudian ayahnya menyusul kepergian ibunya. Diselang waktu itu kakak laki- lakinya yang mempunyai keterbatasan fisik, meloncat dari jendela hingga meninggal yang membuat Morosini berjuang seorang diri mengurus saudara perempuannya yang juga mempunyai keterbatasan fisik. Dibalik penderitaannya, Ia tetap tegar dan masih bisa tersenyum sambil mencoba mewujudkan cita- cita Ayahnya agar Ia menjadi seorang pemain sepak bola professional.


Stadion Adriatico diguyur hujan saat Morosini menghembuskan nafas terkahirnya. Ia meninggal, saat Ia melakukan hal yang Ia sukai, bermain sepak bola dibawah guyuran hujan. Ia wafat setelah mengalamai serangan jantung diatas lapangan saat bertanding untuk Livorno, klub yang Ia bela melawan Pescara. Di pekan itu sepak bola Italia berhenti, sepak bola seluruh dunia ikut berduka.

Dibalik kematiannya ada salah satu hal yang membuat sepak bola lebih dari sekedar olah raga, beberapa klub Italia secara suka rela menawarkan bantuan perawatan saudara perempuan yang ditinggalkannya, bahkan kapten Udinese bersedia merawat saudara perempuan Morosini untuk tinggal bersamanya.

Sepak bola tak melulu soal perbedaan warna kostum dan permusuhan dilapangan. Ada hal yang lebih besar dari badge didada kiri setiap jersey klub sepak bola, Kemanusian dan bagaimana manusia menghargai sesamanya. Beberapa supporter di Italia dengan latar belakang yang berbeda bersedia menanggalkan warna kebesaran klub yang mereka bela, lebih dari seribu orang ikut hadir kepemakamannya dan bersimpati atas tragedi yang terjadi.

Tragedi Morosini seakan memberi banyak pelajaran, sebesar apapun rintangan dan cobaannya hadapilah semuanya dengan senyuman.

Ciao Piermario Morosini, Sempre con noi!!

Wednesday, 11 April 2012

Gadis Cantik Di Toko Buku

Ada satu dari ratusan toko buku yang saya datangi waktu itu, entah mengapa, tapi kerumitan takdir mengharuskan saya mendatangi tempat itu. Ada 2 orang yang sudah terlebih dahulu datang sebelum saya tiba, satu orang mahasiswa berpakaian lusuh yang mukanya belum dibilas oleh air sama sekali dan disampingnya duduk seorang mahasiswi cantik dengan rambut panjang yang terurai sungguh membuat mata sulit untuk tidak ingin melihat paras wajahnya itu.

Aku duduk disampingnya, tepat disampingnya. Mendengar suaranya yang merdu menawar harga buku. Ditangannya ada telepon genggam pintar yang ia pegang erat, sambil mendengar ia menawar, kucoba tanyakan judul buku yang kucari pada penjaga toko buku itu. Gadis itu menoleh, mulutnya tersenyum lebar menandakan bahwa ia cukup bersahabat.

Aku memang bukan seorang pria yang mengidap Caligynephobia, tapi saat duduk disampingnya aku tak mau berdusta bahwa aku cukup deg- degan dibuatnya sekaligus menikmati momen menawar buku disampingnya.

Disebuah coffee shop aku bercerita pada seseorang tentang kejadian tersebut.

“Aku bertemu gadis cantik di toko buku di Palasari tadi.”

“Seperti apa rupanya?”

“Pokoknya cantik!”

“Seperti apa rupa cantik menurutmu?”

“Aku tak tahu, tapi yang pasti ia cantik. Penjaga toko buku itupun berkata begitu padaku.”

“Lalu, kamu berkenalan dengannya?”

“Tidak, aku hanya bisa membalas senyumannya. Hanya itu yang aku bisa.”

Disana aku memang ingin bertanya siapa namanya, tapi yang jadi pertanyaannya, mau kah dia menjawab pertanyaan ku itu?. Dimata ku ia memang gadis yang sempurna tapi apakah aku cukup sempurna juga dimatanya, hal yang membuat ku menarik diri untuk sekedar bertanya siapa namanya.

Saat duduk memandangi layar laptop, aku berpikir. Gadis seperti itu pula kah yang Haruki Murakami gambarkan di cerpennya On Seeing 100% Perfect Girl One Beautiful April Morning?. Seandaninya pagi itu terulang kembali mungkin aku akan memberanikan diri menanyakan yang seharusnya saya tanyakan kepadanya.

Monday, 20 February 2012

Dilanggar atau...?

-Katakan lah anda membuat band bernama Band A, lalu membuat lagu berjudul ACAB dan merekamnya dalam bentuk audio, anda menyebarkannya lewat jejaring sosial atau laman file sharing seperti mediafire, megupload dan lain- lain. Lagu pun tersebar karena di download oleh banyak orang.
Dikemudian hari band A menemukan lagunya telah dibajak/dicuri oleh band benama Band B, dari komposisi. chord progression hinga lirik tidak ada yang berbeda hanya judul yang diubah.

Banyak Band di Indonesia dan Bandung khususnya yang sering mengabaikan bukti- bukti yang dapat menguatkannya dalam kasus ini, CD Master hasil rekaman yang hilang entah kemana hingga yang paling parah tidak mendaftarkan karyanya hingga hak ekslkusif atas karyanya dapat hilang atau dicuri orang kapan saja.

CD Master menurut saya adalah hal yang paling urgent dalam kasus ini, disitu ada bukti penanggalan kapan si pencipta menghasilkan/merekam karyanya. Tapi justru banyak band yang sering mengabaikannya dalam kasus ini, mentang- mentang sudah beres mixing sampai mastering CD master ditelantarkan begitu saja karena sudah ada bentuk mp3 yang menurut saya kualitasnya buruk tapi entah mengapa banyak orang yang tergila- gila pada mp3.

Sebelum melangkah jauh ke pelanggaran, anda perlu tahu pengertian apa itu HAK CIPTA?

Hak Cipta adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang/badan hukum yang telah menghasilkan karya berupa lagu, komposisis musik, film, rekaman suara, patung dll. untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan".

Sudah jelas dalam pengeretian diatas Hak Cipta adalah HAK EKSLUSIF YANG DIBERIKAN, dalam artian belum tentu orang yang menciptakannya dapat memperoleh hak cipta dari sebuah karya yang ia ciptakan, bisa saja hak cipta diberikan kepada orang atau badan hukum yang memperkerjakannya.

Lalu hubungan dengan kasus diatas?

Banyak kasus seperti ini, setelah karyanya dicuri atau dibajak banyak band yang kocar- kacir sana sini meminta bantuan untuk menekan Band yang telah mencuri karyanya. Ada banyak kemungkinan dalam kasus ini yang bisa menghasilkan banyak putusan, salah satu diantaranya sebagai berikut:

Band A menggugat Band B untuk segera menghapus lagu dilaman websitenya karena menganggap Band B telah melangar HAK CIPTAnya, Band B bersikeras karya tersebut miliknya dan meminta Band A untuk menunjukan bukti- bukti yang sah bahwa Band A benar- benar si empunya.

Ironinya Band A tak dapat menunjukan bukti- bukti hal kecil macam CD Master bahkan tidak pernah mendaftarkannya ke Ditjen HAKI.

Jika kasusnya seperti ini Band A sebagai pencipta karya tersebut tentu bisa sangat dirugikan, apalagi karyanya tak pernah ia daftarkan sebelumnya yang membuat hak- haknya yang terdapat dalam karya yang ia ciptakan hilang sepenuhnya, kasus ini seperti kasus lagu Gaby yang diperebutkan oleh banyak Band.

Perlu ditekankan penggunaan kalimat/kata HAK CIPTA dalam kasus ini, jika anda tak pernah merasa mendaftarkan karya anda jangan pernah menggunakan kalimat PELANGGARAN HAK CIPTA, karena anda pun tak pernah melakukan kewajiban anda untuk mendaftarkannya sehingga hak- hak yang seharusnya anda peroleh bisa hilang begitu saja.

Di hukum ada teori Fiksi Hukum, setelah UU disahkan maka masyarakat dianggap telah setuju dan mengerti isi dari UU tersebut, jadi entah kalian anak band, pesepak bola, lawyer, kontraktor, pengusaha atau bapa rumah tangga selama anda hidup dilingkungan bernegara sedikitnya anda harus melek soal hukum...

note:
-Band- band di US dan Eropa mempunyai tim legal yang mengurusi persoalan HAKI, dari band kecil yang baru saja memulai tur hingga band- band seperti Set Your Goals contohnya yang baru saja membeli HAK CIPTA-nya dari Eulogy Recording karena batalnya kesepakatan kontrak.

-Untuk mengetahui tentang biaya dan proses pendaftaran HAKI silahkan kunjungi lamannya di http://www.dgip.go.id/

Saturday, 18 February 2012

Karena Sejarah Hanya Mencatat Nama Para Pemenang

-Sejarah itu sadis, terkadang begitu tak adil bagi para pecundang yang selalu hampir menang.

Yah, sejarah hanya menulis nama para pemenang dan sisanya diisi para pecundang. Setiap nama para pemenang selalu diabadikan dalam sejarah, dicatat dan diingat agar dunia menegenal mereka, tak peduli latar belakang mereka seperti apa. Saya, kamu, kita juga mungkin pernah mengalami dan merasakannya, begitu pula yang dirasakan timnas sepak bola negara kita Indonesia dan bekas penjajah kita Belanda yang selalu hampir jadi nomer 1 dan hampir selalu jadi juara.

Dunia mengenal Marthin Luther King sebagai seorang pemenang karena jasanya menaikan martabat kaum kulit hitam yang pada era-nya selalu dilecehkan dan dimarjinalkan. Dunia juga mengenal nama Michael Jordan sebagai seorang pemain basket ball yang berhasil memenangkan 6 gelar juara NBA, 2x juara Olimpiade bukan seorang pecundang yang disisihkan oleh temannya yang lebih tinggi 21 cm dari dirinya.

Dunia ini tak akan mengenal nama Isaac Newton andaikan ia tetap menjadi orang yang terbelakang dan dilecehkan oleh teman- teman sekolahnya, dengan alasan pembalasan dendam bagi teman- teman disekolahnya ia berusaha menjadi nomer 1, menemukan metode hitung- menghitung yang disebut kalkulus dan gaya gravitasi hingga sekolahnya merawat dengan baik tanda tangannya yang tersimpan dengan rapi diperpustakaan sekolahnya.

Dalam Piala Dunia sepak bola, nama- nama negara pemenang Piala Dunia terpatri dalam Piala buatan Silvio Gazzaniga tersebut, sementara nama negara yang menjadi juara ke dua hanya tertulis di wikipedia dan badan statistik olah raga. Padahal dalam prakteknya, para runner-up itu sama- sama bersusah payah mencoba menjadi juara hingga Tuhan berkata tidak.

Yah, sejarah memang sadis seolah- olah tak ada tempat bagi si nomer dua dan kerap tak adil bagi mereka yang kalah. Tak ada yang perlu dibanggakan jika anda selalu menjadi juara kedua, karena dilubuk hati yang terdalam selalu ada penyesalan kenapa tak bisa menjadi juara pertama disaat kesempatan itu ada, dan siapa yang rela menukar momen bersejarah dengan hanya menjadi nomer 2?

Sebelum kita menghembuskan nafas terkahir, ada baiknya untuk mencoba menjadi juara dan mencatatkan nama kita dalam sejarah....

History is written by the winners.

ALEX HALEY

Friday, 10 February 2012

Penyelamatan Terakhir Moacyr Barbossa

-"GOOOOL do Uruguay"- Luiz Mendez

12 menit sebelum pertandingan berakhir skor antara Brazil melawan Uruguay masih imbang 1-1, saat itu Ghigghia pemain Uruguay berhasil keluar dari kawalan pemain belakang Brazil dan berhasil melakukan tendangan kegawang. Barbossa, kiper Brazil di Piala Dunia 1950 saat itu gagal menahan laju tendangan dari Ghigghia dan berakhir menjadi gol sekaligus memastikan Uruguay menjadi juara Piala Dunia 1950.



Itu adalah momen yang tak akan pernah Maocyr Barbossa lupakan sepanjang hidupnya, hingga akhir hayatnya. Semenjak itu kemana pun Ia melangkah selalu ada dosa dipundaknya, rakyat Brazil memusuhinya, Ia termajinalkan, di-pariah-kan oleh negara yang Ia bela mati- matian di Piala Dunia 1950.

Ironinya,
di Piala Dunia 1950 tersebut Ia dinobatkan menjadi kiper terbaik sepanjang turnamen dan itu adalah gelar dan terakhir kalinya Ia menjadi penjaga gawang timnas Brazil.

Puluhan tahun setelah kejadian itu rakyat Brazil masih murka kepadanya, Ia dijadikan kambing hitam atas kegagalan Brazil meraih Piala Dunia dikandangnya sendiri, dikorbankan untuk mengembalikan keseimbangan masyarakat yang pecah.

Ia dianggap pembawa sial, banyak tim sepak bola di Brazil menolak bekerja sama dengannya, Ia di-ban tidak boleh memasuki kamp pelatihan timnas sepak bola Brazil dimanapun, kapanpun. Bahkan di tahun 1993, Presiden federasi sepak bola Brazil (CBF) melarang kepada setiap stasiun televisi untuk menjadikan Babossa sebagai komentator pertandingan timnas Brazil.

Semenjak kegagalan Barbossa, ada peraturan yang tidak tertulis di Brazil yang melarang pemain kulit hitam untuk menjadi penjaga gawang, hingga akhirnya tabu itu terpecahkan oleh debut Dida di tahun 1995.

Stigma "The Unforgiven" melekat hingga akhir hayatnya. Satu kesalahan yang membuatnya menjadi pesakitan disepanjang hidupnya, hingga satu tahun sebelum kematiannya dalam sebuah sesi wawancara oleh sebuah majalah sepak bola ia berkata:
even a criminal when he as served his time, and paid his debt, is forgiven. But I have never been forgiven..
note: Di final Piala Dunia 1950 tersebut karena dianggap pembawa sial seragam putih dengan strip biru dipertandingan tersebut ditinggalkan.











Wednesday, 8 February 2012

Klub Sepak Bola Mu Adalah Identitas Mu


-Tanpa suporter sulit bagi sebuah klub sepak bola untuk tetap eksis di dunia, ibarat bernafas mereka adalah oksigen.

Bagi sebagian orang klub sepak bola itu adalah mahzab, satu agama dengan ratusan ribu mahzab yang tersebar di penjuru dunia sudah cukup mewakilkan keagungan sepak bola itu sendiri.

Setiap klub sepak bola memiliki identitas tersendiri yang merepresentasikan asal muasal klub itu berdiri, mulai dari nilai- nilai filosofis, kultur hingga agama terdapat dalam identitas klub itu sendiri. Maka bukan hal yang aneh jika suporter klub- klub sepak bola mati- matian mendukung klub yang mereka bela.

FC Barcelona, dengan segala keagungannya adalah sebuah simbol perlawanan para anarkis dan rakyat Catalonia terhadap kediktatoran Franco di Spanyol. Begitu juga Athletic Bilbao yang menjadi simbol perlawanan rakyat Basque terhadap pemerintah Spanyol. Maka tak heran Real Madrid yang menjadi simbol kerajaan Spanyol menjadi musuh nomor 1 bagi mereka.

Bagi mereka para penganut paham Fasis, Lazio adalah rumah bagi mereka. Klub yang berdiri di kota Roma ini adalah simbol bagi kaum fasis di Italia bukan hanya bagi suporter sepak bola saja tapi bagi pemain penganut paham fasis seperti Paolo Di Canio yang (hampir) selalu melakukan selebrasi ala Nazi setelah ia berhasil mencetak gol.

Tottenham Hotspurs, klub yang berbasis di London Utara ini dikenal dengan klub sepak bola yang mempunyai basis suporter dikalangan Yahudi, tak heran ketika seorang teman dari Amerika Serikat yang beragama Yahudi dengan bangga merepresentasikan dirinya bahwa dia adalah seorang Yid's Army dan juga pendukung Spurs sejati.

Celtic FC dan Rangers memang berbasis di kota Glasgow, Skotlandia, tapi jangan heran jika anda melihat bendera tricolor milik Irlandia dan Union Jack milik Britania Raya pada saat kedua tim ini saling berhadapan. Bumbu politik dan sektarianisme mewarnai laga ini. Republican vs Loyalist dan Katolik vs Protestan menjadi penyebab rivalitas kedua klub yang saling bertetangga yang tiap hampir tahunnya selalu memakan korban.

Bagi kaum Anarkis atau left-wing, PunkRocker dan Anti-Fasis St. Pauli adalah klub yang tepat mewakili identitas mereka. Klub asal kota Hamburg ini dikenal sebagai klub dengan ke-kult-an dan logo Skull and Crossbones-nya. St Pauli adalah simbol bagi para Punker yang mencintai sepak bola, Gregg Graffin vokalis dari Bad Religion dan Alex Rosamilia gitaris dari The Gasligth Anthems adalah satu dari beberapa musisi punk yang mendukung St Pauli.

Persib Bandung, Persija Jakarta, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, PSMS Medan adalah beberapa klub sepak bola yang mempunyai basis suporter yang cukup banyak di Indonesia. Kelompok suporter mereka tersebar di penjuru Indonesia dan ratusan atau bahkan ribuan diantara mereka rela berbondong- bondong mendampingi tim mereka dimanapun mereka berlaga.

Darah biru sudah mengalir otomatis bagi mereka yang lahir dan menetap di kota Bandung, tanpa embel- embel paksaan ribuan bobotoh dari berbagai penjuru Jawa Barat selalu datang memenuhi stadion si Jalak Harupat dan Siliwangi jika Persib Bandung bertanding.

Saya pun merasakannya, sebelum mengenal sepak bola, Persib-lah yang pertama kali saya kenal. Walau saat itu ada Bandung Raya juga berjaya di kancah liga Indonesia tapi Persib lebih memiliki ikatan batin tersendiri bagi saya atau mungkin karena hubungan historis dari Ayah saya yang mantan pemain Persib.

Atau bagaimana para pendukung Persija Jakarta yang rela mengawal klub mereka menjadi musafir disaat mereka harus terusir dari kandang mereka sendiri dan dijadikan korban konspirasi petinggi PSSI.

Di Medan pun sama, bagaimana teman saya yang orang Batak bermarga Pakpahan, kebingungan karena tak tahu PSMS mana yang harus ia dukung terkait dualisme di klub tersebut. Tapi bagi dia selama klub itu mewakili Medan dan ke-Batak-annya ia akan mendukung kedua PSMS itu dimana pun mereka berlaga.

Kerusuhan atau bentrok antar suporter yang sering hadir di televisi bukan menjadi suatu hal yang aneh lagi bagi saya yang notabene penggemar sepak bola. Di negara sepak bola modern macam Inggris pun bukan suatu hal aneh jika dua kelompok suporter yang mewakili klub yang berbeda bentrok didalam atau diluar stadion.

Ketika terjadi kerusuhan antar suporter di saat, sebelum atau setelah pertandingan berlangsung, suporter selalu dijadikan 'tersangka utama' dalam kasus ini, mulai dari cap suporter tak berpendidikan hingga cap yang lebih 'elegan' yang disebut hooligan menempel pada mereka. Ironisnya hanya ada sedikit orang yang mempelajari keterkaitan emosi suporter dengan identitas klub sepak bola yang mereka bela.

Franklin Noer salah satunya, dalam bukunya How Soccer Explains the World: An Unlikely Theory of Globalization. Ia menjelaskan banyak hal kenapa suporter atau para pecinta sepak bola bisa melakukan hal- hal yang berada diluar logika. Bukan hanya dari mana klub itu berasal tapi dari aspek filosofis, ideologi, kultur hingga agama.

Ada sense of pride dan sense of belonging yang mendekatkan mereka. Tak heran jika di Inggris, stadion- stadion sepak bola hampir selalu terisi penuh, karena rata- rata suporter mereka memiliki kedekatan yang cukup dalam dengan klub yang mereka dukung. Mereka mendukung klub merekan bukan hanya disaat klub mereka berjaya tapi disaat klub mereka juga terpuruk dan begitulah bagaimana suporter seharusnya.

Tuesday, 7 February 2012

Formasi: Bagaimana formasi 4-4-2 berjalan



Formasi ini merupakan formasi klasik dalam permainan sepak bola, formasi yang mudah dipahami oleh (hampir) seluruh pemain sepak bola professional diseluruh dunia, yang juga menjadi dasar bagi seorang pemain sepak bola untuk memahami tentang strategi sepak bola. Salah satu manager yang sering memakai formasi ini adalah Sir Alex Ferguson, yang menjadikan formasi 4-4-2 sebagai default formasinya yang dapat berubah menjadi 4-4-1-1 atau 4-5-1 tergantung apa yang cocok menurut SAF.
Formasi ini terdiri dari 4 pemain belakang, 4 pemain tengah dan dua pemain depan, dengan susunan seperti berikut bek kiri (left fullback/LB), dua bek tengah (centre-back/CB) dan bek kanan (right fullback/RB); Sayap Kiri (Left Midfielder/LM), dua pemain tengah (Centre Midfielder/CM), Sayap kanan (Right Midfielder/RM); dan dua penyerang tengah (centre forward/CF).
Formasi ini dikenal karena keseimbangannya dalam bertahan dan menyerang hingga memudahkan sebuah tim yang menggunakan formasi ini melakukan transisi dari menyerang kebertahan atau sebaliknya dengan sangat cepat. Formasi ini dikenal juga karena ke fleksibelannya, dengan formasi ini sebuah tim dapat bermain sangat menyerang atau sangat bertahan total tergantung apa yang dibutuhkan oleh tim saat itu.


Dalam sepak bola modern, formasi 4-4-2 mempunyai keseimbangan dilini tengah, salah satu CM harus dapat bermain sebagai Holding Midfielder dan satunya lagi bermain sebagai playmaker atau lebih berorientasi menyerang. CM yang bermain sebagai Holding Midfielder harus bisa menjaga kedalaman, sebagai orang tambahan dalam menjaga pertahanan meng-cover CB dan memutus serangan sebelum bola masuk lebih dalam kepertahanan. Sementara playmaker atau seorang pemain tengah yang lebih attack-minded bertugas mengatur kemana arah permainan, memberi umpan- umpan terobosan kepada pemain depan dan juga membantu para CF dalam mengekploitasi kotak penalti lawan.

Dalam formasi ini wide midfielder juga berperan dalam membangun serangan dan membantu pertahanan, wide midfielder dalam formasi ini entah itu RM/LM harus mampu meng-cover kedua fullback mereka ketika bertahan, salah satu dari mereka dapat berperan sebagai creative winger dan yang satu berperan sebagai attacking winger seperti yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson di Manchester United.

Dalam formasi ini, fullback juga mempunyai peran yang sama beratnya, Ia harus bisa menutup kedua flank dan menjaga sektor sayap serapat mungkin dan membantu 2 CB dalam mempertahankan area belakang dari gempuran winger- winger lawan. Selain menjaga pertahanan fungsi fullback juga untuk membantu tim dalam menyerang, yang membuat posisi ini rata- rata diisi oleh pelari- pelari cepat seperti: Roberto Carlos, Ashley Cole, Maicon hingga Daniel Alves yang membuat mereka dapat dengan cepat kembali kebelakang untuk menjaga area pertahanan. Normalnya, dalam melakukan serangan posisi fullback harus bergerak lurus kedepan melewati pertahanan lawan dari sisi samping (Overlapping) .tapi terkadang ada beberapa fullback yang mencoba bermain lebih ketengah dan membantu serangan dengan memasuki pertahanan lawan dari sektor tengah. Karena sentralnya posisi fullback dalam formasi 4-4-2, selain harus mempunyai lari yang cepat untuk memudahkannya kembali ke posisi semula ketika tim diserang, Ia juga harus mempunyai crossing yang akurat untuk memudahkan kerja kedua CF didepan yang berperang sebagai ujung tombak.


Rata- rata manager yang menggunakan formasi 4-4-2 menggunakan satu orang striker yang berperan sebagai Bigman yang mampu menahan bola dan memberikan jalan bagi tandemnya untuk mencetak gol seperti Heskey, contohnya. Dan satu orang striker yang lebih kreatif yang dapat melakukan penetrasi dan memanfaatkan celah seperti Rooney, Defoe atau Owen.
Lalu apa peran centre-back dalam formasi 4-4-2? centre-back di formasi 4-4-2 mempunyai dua peran sebagai stopper dan sweeper, normalnya posisi center back mempunyai tugas utama menjaga atau mencegah pemain depan lawan memasuki daerah pertahanan sendiri dengan melakukan zonal marking atau man-to-man marking, selain itu CB juga dapat berperan sebagai pembagi bola ke lini tengah untuk memulai serangan.